Featured Post

Pendidikan Seni Budaya

Grafiti : Seni Komunikasi Kuno yang Terus Berevolusi

Yodi Supriyadi Yodi Supriyadi
Saturday, February 11, 2023
0 Comments
Home
Pendidikan Seni Budaya
Grafiti : Seni Komunikasi Kuno yang Terus Berevolusi

Grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu 


Purwakarta,candatanganGrafiti adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Selain itu, grafiti di indikasi sebagai media alternatif penyampaian pesan-pesan yang ingin di tampilkan oleh senimannya.


Menurut Wikipedia, Grafiti (juga dieja Graffity atau Graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya Produk cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot ada, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.

 

Sejarah Grafiti

Secara garis history, kebiasaan melukis di dinding bermula dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Pada masa itu, grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu. Perkembangan kesenian pada zaman Mesir kuno juga memperlihatkan aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah dimumikan.


Grafiti sendiri diambil dari bahasa latin, “Graphium” yang artinya menulis. Awalnya istilah itu dipakai oleh para arkeolog untuk mendefinisikan tulisan-tulisan di bangunan kuno bangsa Mesir dan Romawi kuno.


Setelah peradaban Mesir, kegiatan melukis dinding sebagai sarana menunjukkan ketidak puasan terhadap bentuk pemerintahan dimulai pada zaman Romawi. Di temukanmya bukti-bukti yang mendukung pada lukisan sindiran terhadap pemerintahan dan kaisar di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu yang dilarang oleh kaisar.

 

Perkembangan Grafiti

Dilansir dari britishcouncil.org, sejarah graffiti modern pertama muncul di Philadelphia pada tahun 1960an. Kemudian, graffiti mulai berkembang sebagai bentuk seni yang dikenal sebagai “tag” yang berbentuk tulisan nama gang tertentu. Kegiatannya, “tagging”, dilakukan oleh para anggota gang yang dikenal sebagai “crew” untuk menandakan kawasan kekuasaan mereka. Selain itu, graffiti sering kali menjadi sarana untuk menyampaikan kekecewaan atau protes terhadap pemerintah. Kondisi yang sulit serta jarak yang jauh antara masyarakat dan pemerintah menjadikan graffiti sarana komunikasi yang diharapkan bisa menyampaikan pesan.


Sepanjang tahun 1960 hingga 1970an, graffiti tersebar luas secara sporadis. Pada masa itu, coretan graffiti bisa dengan mudah ditemui di subway, gerbong kereta, bawah jembatan, atau tembok-tembok pemukiman. Seiring diterimanya graffiti sebagai bentuk seni, terdapat pula reaksi kontra dari pemerintah. Walikota New York pada tahun 1980an, John Lindsey, mulai menyatakan perang terhadap aksi graffiti. Coretan yang tadinya dianggap seni sekarang menjadi bentuk vandalisme.


Pada perkembangannya, Graffiti tak terlepas dari media untuk menyatakan ketidaksepakatan pada satu hal tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya produk cat semprot kaleng atau juga airbrush. Sebelum cat semprot ada, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur yang sering di temukan pada situs-situs peradaban masa lalu.

 

Jenis jenis graffiti berdasarkan bentuknya:

  1. bubble
    merupakan tulisan atau font graffiti yang berbentuk seperti gelembung-gelembung.
  2. throw up
    graffiti yang berpenampilan/bercorak warna yang sederhana.
  3. roll up
    tulisan graffiti yang berkomposisi warna hitam dan putih, warna dalam tulisan yang berwarna putih dan garis luarnya yang berwarna hitam.
  4. stencil
    gambar yang dibuat menggunakan cetakan atau mal, kemudian dicat atau disemprot dengan cat semprot.
  5. wildstyle
    tulisan yang dibuat oleh bomber yang sulit untuk dibaca, hanya orang orang tertentu yang bisa membaca atau bomber tersebut.
  6. 3D
    merupakan tulisan graffiti yang seakan akan bisa dilihat dari 3 arah.

 

Gaya Graffiti

Seperti setiap seni, grafiti memiliki gaya tersendiri. Berikut beberapa jenis gaya graffiti:


- Tagging. Satu bisa mengatakan bahwa jenis ini adalah awal dari sejarah grafiti. Namun saat ini dianggap hanya sebagai tambahan nya. Tag adalah tanda tangan penulis, julukannya ditulis dalam satu warna. Ini adalah bagian integral dari grafiti, menempatkan semua karya.


- Bomb. Biasanya itu dicat pada transportasi pada kecepatan yang sangat cepat. pembom hari menggunakan untuk tujuan mereka darat kereta. Tidak kualitas tetapi kuantitas lukisan, dibuat dalam waktu yang sangat singkat, adalah tujuan dari bomb.


- Writing – adalah prasasti grafiti di akal sehat nya, lukisan gaya yang berbeda yang dibuat oleh penulis di dinding gerbong. (Вагонах).


- Schratcing (scrabbing). Sama dengan penandaan menggaruk adalah salah satu tambahan grafiti. Hal ini dilakukan pada jendela di transportasi dengan grinda.

 

Grafiti pada zaman modern

Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.


Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.


Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang mengawali kariernya dari kegiatan grafiti.

 

Fungsi Grafiti

  • Bahasa rahasia kelompok tertentu.
  • Sarana ekspresi ketidak puasan terhadap keadaan sosial.
  • Sarana pemberontakan.
  • Sarana ekspresi ketakutan terhadap kondisi politik dan sosial
  • Background Photoshoot


https://about.me/yodisupriyadi

Blog authors

No comments