Panti Sosial
Asuhan Anak (PSAA) Yayasan Kasyfurrahman
Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak Asuh Melalui Pendidikan
Informal
Ahmad Wildan Abdurahman1,
Geza Alifa Khairunnisa2, Regita Aulia3, Reni Rostika4,
Risna Nurfadilah5, Yodi Supriyadi6
Etika
Bisnis Islam, STIES Indonesia Purwakarta
Jalan Veteran No.150, Purwakarta,
Jawabarat 41118
Abstrak
Dalam
dunia pendidikan saat ini khususnya dibidang Agama, banyak sekali Lembaga
pembelajaran yang mengajarkan bagaimana dalam menghafal Al Qur’an, Salah
satunya adalah Yayasan Kasyfurrahman
yang beralamat di Jalan Munjul Jaya Permai Rt.02 Rw.01 Kelurahan Munjul Jaya
Kecamatan Purwakarta, Purwakarta, 41117.
Selain bergerak dalam bidang Tahfidz Qur’an, Yayasan Kasyfurrahman juga
bergerak dalam bidang Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA). Penelitian ini berfokus
pada pendidikan informal anak-anak di panti Sosial Asuhan Anak. Penelitian ini
juga menjelaskan tentang Peran Panti Sosial Asuhan Anak Yayasan Kasyfurrahman
dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Anak Asuh Melalui Pendidikan Informal.
Latar belakang dalam penelitian ini adalah penerapan pendidikan informal yang
menjadi hal utama bagi anak-anak di Panti Asuhan Yayasan Kasyfurrahman dan
kesesuaian pendidikan informal dengan kesejahteraan anak-anak Panti Sosial
Asuhan Anak Yayasan Kasyfurrahman. Berdasarkan permasalahan tersebut Penelitian
ini menggunakan tipe deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan aksi
sosial dari Panti Sosial Asuhan Anak Yayasan Kasyfurrahman.
Kata
kunci : Panti Sosial Asuhan Anak; Yayasan Kasyfurrahman; Pendidikan Informal
Abstract
In today's world of education,
especially in the field of Religion, there are many learning institutions that
teach how to memorize the Qur'an, one of which is the Kasyfurrahman Foundation
which is located at Jalan Munjul Jaya Permai Rt.02 Rw.01 Munjul Jaya Village,
Purwakarta District, Purwakarta, 41117 In addition to being engaged in Tahfidz
Qur'an, the Kasyfurrahman Foundation is also engaged in the Children's
Orphanage (PSAA). This study focuses on the informal education of children in
the Children's Orphanage. This study also explains the role of the Kasyfurrahman
Foundation Child Orphanage in Efforts to Improve the Welfare of Foster Children
through Informal Education. The background in this research is the application
of informal education which is the main thing for children at the Kasyfurrahman
Foundation Orphanage and the suitability of informal education with the welfare
of the children of the Kasyfurrahman Foundation Children's Social Orphanage.
Based on these problems, this study uses a descriptive type which aims to
describe the social actions of the Kasyfurrahman Foundation Child Orphanage.
Keywords:
Child Orphanage; Kasyfurrahman Foundation; Informal Education
PENDAHULUAN
Yayasan adalah
suatu badan hukum yang
didirikan sebagai alat
untuk memberikan bantuan dalam
mencapai tujuan sosial, pengertian yayasan
menurut Undang Undang yayasan No No.
28 Tahun 2004
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2001, yayasan adalah
badan hukum yang memiliki
kekayaan terpisah dan digunakan untuk mencapai tujuannya di bidang agama,
sosial, dan kemanusiaan,
serta tidak memiliki anggota.
Dalam rangka melaksanakan
kegiatannya, yayasan hanya memiliki organ
yang terdiri dari
Pembina, pengurus, dan pengawas.
Yayasan juga mempunyai fungsi
yaitu sebagai wadah
yang bersifat non profit,
yayasan mempunyai fungsi untuk membantuk
kesejahteraan manusia. Selain
itu yayasan mempunyai fungsi memberikan
perlindungan, bantuan dan
juga pelayanan pada bidang
sosial, keagamaan dan juga
kemanusiaan. Menurut UU No 28
Tahun 2004 tentang yayasan, beberapa fungsi yayasan dalam penyelenggaraan
pendidikan antara lain: (1) Menyelenggarakan
lembaga pendidikan sejak proses
perijinan, (2) Menetapkan
visi, orientasi, platformprogram
dan kebijakan sekolah, (3)
Menyeleksi, mengangkat dan memberhentikan tenaga
pengelola sekolah, (4) Menyediakan sarana, prasarana dan
pembiayaan sekolah, (5) Memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap
rencana program pengelolaan
sekolah, (6) Mengesahkan program
dan anggaran sekolah, (7)
Mengawasi dan mengendalikan proses pengelolaan sekolah,
(8) Menilai kinerja dan tanggung jawab pengelola sekolah, (9) Memutuskan batas-batas
kerja sama sekolah dengan pihak
luar, (10) Bertanggung
jawab atas kepengurusan, kepentingan dan
tujuan yayasan, (11) Bertanggung jawab di berhadapan pengadilan, (12)
Bertanggung jawab penuh terhadap
pengelolaan unit-unit
yayasan, (13) Menanggung kerugian
unit kegiatan yang disetujui
oleh yayasan kepada pihak ketiga.
Sekilas Tentang Yayasan
Kasyfurrahman

Gambar 1. Susana mengajar di Yayasan
Kasyfurrahan
Yayasan
KasyfurRahman adalah Yayasan yang bergerak pada bidang pendidikan agama,
terdapat Rumah Qur’an dan Pondok Tahfizh
sebagai wadah dalam pembelajaran serta membimbing para santri agar bisa
mendalami dalam menghafal Al Qur’an. Terdapat Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)
didalamnya yang dikelola juga oleh yayasan Kasyfurrahman.
Yayasan
Kasyfurrahman berdiri pada tahun 2015, Serta di kelola oleh Bapak Ramadin Jufry
S.T dan Keluarga. Asal mula penamaan kasyfurrahman berdasarkan hasil musyawarah
yang dilakukan oleh keluarga Pak H. Encuh yang memjabat sebagai ketua Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM) pada saat itu mengusulkan menggunakan nama Cucu
pertamanya Kasfur Rahman yang artinya pembuka pintu rahmat, yang awalnya
dipakai untuk penamaan masjid, Maka semenjak itu sampai dengan sekarang Masjid
dinamakan Masjid Kasyfur Rahman. Dan dijadikan juga sebagai nama dari Yayasan Pendidikan
Tahfizhul Qur’an ini.
Saat ini Yayasan
Kasyfurrahman beralamat di Jalan Munjul Jaya Permai Rt.02 Rw.01 Kelurahan
Munjul Jaya, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Koe pos 41117. Yayasan Kasyfurrahman juga terdaftar secara
resmi dan Diakui ststusnya serta mimiliki legalitas Hukum, Nomor Regristrasi SK
KEMENHUM DAN HAM RI No : KHJ-0026287 .AH.01.12. Tahun 2015.
1.
METODE OBSERVASI
Metode
Penelitian
1.
Pendekatan kualitatif
Dalam Penelitian ini peneliti
mengunakan metode kualitatif deskriptif. Agar penulis dapat memperoleh
keterangan yang luas dan mendalam mengenai semua hal-hal yang menjadi
pembahasan yang harus ditemukan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, mengapa
peneliti menggunakan metode kualitatif sebagai penelitian, karana peneliti
berharapan agar mendapatkan gambaran, penjelasan yang sejelas-jelasnya dan mendalam
tentang data serta informasi yang terkait dan yang dibutuhkan agar sesuai dengan fakta yang ada
bukan rekayasa.
2.
Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti ditempat penelitian
harus bersifat terbuka dan menjelaskan maksud penelitian yang akan dilakukan
pada subjek yang akan diteliti sehingga peneliti lebih bebas bertindak untuk
mencari dan mengumpulkan data-data yang akurat, valid, dan dapat dipertanggung
jawabkan. Disamping itu pula, keberadaan peneliti yang lama dilapangan
bertujuan untuk mengamati dan mengikuti perkembangan dan pristiwa yang terjadi
secara langsung. Agar data yang diperoleh betul-betul valid, maka dalam
penelitian kualitatif ini diperlukan kesiapan yang matang dengan menggunakan
metode yang telah dipersiapkan oleh peneliti seperti metode observasi, metode
wawancara dan metode dokumentasi. Selain itu, peneliti juga menjalin kerja sama
yang baik dengan lingkungan sosial di dalam lembaga tersebut, sehingga nantinya
peneliti bisa melihat atau mendapatkan data-data yang berkenan dengan tujuan
penelitian
3.
Lokasi Penelitian dan Waktu Peniltian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Panti
Asuhan Kasyfur Rahman di dekat Masjid Kasyfur Rahman, Jl. Munjul Jaya Permai,
RT. 2/RW. 1, Munjul Jaya.
Waktu penelitian dilakukan kurang lebih
selama satu hari, yakni pada hari Ahad 28 November 2021. Dipilih sebagai lokasi
penelitian karena peneliti ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai Panti
Asuhan Kasyfur Rahman.
4.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif
adalah subjek penelitian atau informan, atau subjek dari mana data diperoleh.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah “subjek darimana
data diperoleh”. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Data
primer adalah sumber data yang dimana sebuah data dihasilkan dari hasil
wawancara serta data hasil observasi pembina dan pihak lainya yang bersangkutan.
Sumber data penelitian yang diperoleh
melalui wawancara maupun memberikan daftar pertanyaan. Adapun data primer yang
digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh
responden yaitu pembina (Panti
Asuhan Kasyfur
Rahman). Kuesioner yang digunakan berupa daftar pertanyaan yang relevan dengan
tujuan penelitian.
b. Data Sekunder
Dalam
penelitian ini dilakukan wawancara pada satu sumber yaitu untuk mendapatkan
data dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan pihak-pihak yang
terkait di lokasi penelitian tersebut seperti : Pemimpin atau Pembina Yayasan
Panti Asuhan Kasyfur
Rahman.
Dari
hasil wawancara dan observasi tersebut peneliti dapat memperoleh data tentang
hambatan yang dihadapi pengasuh dalam pengelolaan Panti Asuhan Kasyfur Rahman.
5.
Prosedur Pengumpulan Data
Di sini peneliti akan menggunakan
beberapa prosedur dan teknik pengumpul data, diantaranya sebagi berikut:
a.
Metode Observasi
Gambar 2. Observasi langsung ke Lokasi
Metode observasi adalah “Penelitian
yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap objek-objek, baik objek secara
langsung maupun tidak langsung”. Observasi diartikan sebagai pengalaman dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan ditempat terjadi disebut observasi
langsung. Sedangkan pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya
suatu kejadian disebut observasi tidak langsung.
Observasi
dapat dilakukan dengan dua cara yang digunakan yaitu :
1) Observasi
non partisipan yaitu observasi dimana pengamat berada diluar subjek dan tidak
ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mareka lakukan.
2) Observasi
partisipan yaitu observasi dimana pengamat ikut terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau diamati
seolah-olah bagian dari mareka. Adapun jenis observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi non partisipan.
b.
Metode Wawancara
Gambar 3. Wawancara
dengan ketua Yayan Ramadin Jufry S.T
Selain dari observasi, peneliti juga
melakukan wawancara terhadap pemimpin panti asuhan Kasyfur Rahman sebagai teknik
pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara
pewawancara dengan yang diwawancarai.
c.
Metode Dokumentasi
Gambar 4. Dokumentasi dengan Ketua Yayasan Kasyfurrahman
Peneliti
juga melakukan dokumentasi
terhadap penelitian yang dilakukan di Panti
2. KAJIAN PUTAKA
Peran Yayasan dan panti asuhan kasyfurrahman
dalam masyarakat
Banyak cara yang dilakukan pengurus
yayasan dan panti asuhan kasyfurrahman dalam melaksanakan perannya untuk
membentuk ahlak yang baik bagi anak-anak generasi-generasi muda penerus bangsa
dan khususnya dalam keberlanjutan pendidikan anak-anak, yang mana peran
pengurus di panti asuhan adalah sebagai keluarga dan orang tua asuh bagi
anak-anak asuh di panti asuhan.
Seperti yang tertuang dalam UU RI No.
23 Tahun 2002. Tentang Perlindungan Anak, yaitu Bab I butir 3 menyatakan bahwa:
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau
keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat
ketiga.
Terkait dengan pengertian keluarga di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa anak-anak yang ada di yayasan dan panti asuhan kasyfurrahman
akan di berikan pengasuhan yang berbasis keluarga sebagai pengganti keluarga
dari anak-anak asuh yang ada di yayasan dan di panti asuhan, sehingga anak akan
merasa aman, nyaman dan merasa seakan-akan berada di rumah bersama orang tua
mereka sendiri.
Kemudian peran pengurus yayasan dan panti asuhan selain sebagai pengganti
keluarga dari anak-anak, pengurus juga mempunyai peran sebagai pembentuk watak,
mental spiritual anak yang bertujuan membimbing, mendidik, mengarahkan, dan
mengatur perilaku anak-anak asuh, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sofiyatun
(2012: 16) bahwa: Begitu pentingnya peran keluarga dalam perkembangan dan
pertumbuhan anak maka fungsi keluarga haruslah tercukupi agar perkembangan
serta pertumbuhan anak dapat berkembang dengan baik dan tidak terjerumus kepada
hal-hal yang tidak diinginkan.
Gambar 5.
Kegiatan di Panti Sosial Asuhan Anak Yayasan Kasyfurrahman.
Sedangkan Peranan Pengurus yayasan dan Panti Asuhan kasyfurrahman
adalah mencoba menggantikan fungsi keluarga yang telah gagal dan kehilangan
perannya sebagai pembentuk watak, mental spiritual anak yang bertujuan
membimbing, mendidik, mengarahkan, dan mengatur perilaku anak-anak asuhnya agar
menjadi seseorang yang mandiri dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dari hasil observasi dan wawancara kami kelompok tiga,
terhadap pengurus yayasan sekaligus
panti asuhan dan anak asuh kasyyfurrahman, kami menemukan bahwa peran
yang didapat anak asuh dari pengurus penti asuhan adalah peran sebagai orang
tua asuh sebagi pengganti peran orang tua mereka yang mana pengurus panti
asuhan berperan sebagai pendorong (motivasi) yaitu sebagai penyemangat anak
untuk terus belajar dan memaknai pentingnya ilmu yang didapat sebagai
fasilitator yang melengkapi/memenuhi keperluan anak asuh seperti fasilitas
belajar, alat-alat belajar, sarana transportasi, serta anak-anak diberi
kebebasan dalam menentukan sekolah yang mereka inginkan dan tentunya
disesuaikan lagi dengan nilai yang mereka miliki, dan juga sekaligus berperan
sebagai pembimbing yaitu berperan sebagai panutan bagi anak dalam melakukan
segala hal.
Dengan peran yayasan dan panti asuhan kasyfurrahman sebagai
orang tua asuh, maka kasyfurrahman berusaha memberikan sesuatu yang baik bagi
mereka(anak-anak), yaitu dengan memberikan mereka fasilitas pendidikan,
mengajarkan akan kemandirian, mengajarkan untuk saling menghormati baik sesama
anak-anak di panti maupun dengan orang yang lebih tua seperti pengurus panti
asuhan, serta melatih dan memberikan mereka keterampilan seperti mereka
diajarkan untuk berkebun dan memelihara ikan.
Kemudian dari hasil observasi dan
wawancara terhadap pendiri sekaligus pengurus dari kasyyfurrahman, kami
menemukan adanya pengaruh yang didapat anak-anak dari peran yang diberikan oleh
pengurus dalam menunjang keberlanjutan pendidikan yaitu anak menjadi disiplin,
mandiri, menjaga kebersihan, bercocok tanam, serta mendapatkan pengajaran
tentang Al-Quran, baik secara pembacaan dan penghafalan serta pengartian dalam
isi kandungan Al-Quran
Kegiatan di yayasan panti asuhan
kasyfurrahman
Dalam
hasil penelitian observasi yang telah kami lakukan pada yayasan Kasyfurrahman
pondok Qur`an dan Rumah Tahfidz ini terdapat beberapa kegiatan menekankan pada
azas kekeluargaan, pengasuhan yang diterapkan tidak hanya sebatas memenuhi
kebutuhan fisik, tetapi juga sosialisasi, serta rohani dan pendidikan yang
memerlukan kepekaan pengasuh pada kebutuhan anak, komunikasi sosial, dan
ekspresi emosional pengasuh kepada anak-anak asuh.
Kegiatan
itu sendiri yang didalamnya sangat bermanfaat bagi para santri dan juga
masyarakat sekitar, kegiatan tersebut yang sudah terlaksana tersebut adalah
(a.) membaca ayat suci al-qur`an untuk menargetkan hafalan pada seluruh ayat
yang ada pada al-qu`an, tidak seluruh anak yang mengahafal al-qur`an untuk
menjadi tahfidz tetapi ada pula yang hanya menjadi anak asuh saja atau yang
hanya mondok saja dan mereka juga selalu rutin membaca ayat suci al-qur`an,
(b.) selanjutnya yayasan mengadakan kegiatan kajian migguan setiap malam ahad
yang terbuka untuk umum materi yang disampaikan pun sangat bermanfaat sekali
dalam memperdalam ilmu-ilmu syari’at islam, (c.) berikutnya kegiatan yang
dilakukan pada yayasan Kasyfurrahman adalah menyelenggarakan kerja sama dengan
bekam masal bagi setiap masyarakat yang membutuhkan.
Penyajian data tabel jumlah para santri dan pengurus
Kasyfurrahman
No. |
Keterangan
|
Jumlah
|
1. |
Pembina pada yayasan kasyfurrahman |
4 orang |
2. |
Pengurus pada yayasan kasyfurrahman |
10 orang |
3. |
Pengajar pada yayasan kasyfurrahman |
10 orang |
4. |
Anak asuh yang tidak mondok pada
yayasan |
53 anak |
5. |
Anak yang tinggal / mondok sebagai
tahfidz |
6 anak |
6. |
Anak yang hanya mengaji saja pada
yayasan |
93 anak |
7. |
Anak yang hanya tinggal / mondok saja |
15 anak |
**Sumber : Hasil wawancara dengan Ketua
Yayasan Kasyfurrahman (2021)
Teknis Pelaksanaan Penyantunan dan Pendidikan
Informal
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penyantunan dan Pengentasan Anak Terlantar (dalam Sofiyatun, 2012:
18), bahwa: Peran Pengurus Panti Asuhan adalah memberikan pelayanan berdasarkan
pada profesi pekerjaan sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan
membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta kemampuan
keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang layak dan
penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya, kaluarga maupun masyarakat.
Sehingga dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pengurus yayasan dan panti asuhan ingin memberi pendidikan selain pendidikan di
sekolah, namun pengurus ingin anak mendapatkan pendidikan di luar sekolah yaitu
dengan pendidikan keterampilan dan keagamaan seperti mengajarkan mereka untuk
bercocok tanam, mengaji, dan menghafalkan Al-Quran, yang mana diharapkan
nantinya pada saat anak-anak sudah waktunya untuk turun ke masyarakat mereka
tidak akan merasa asing dengan hal-hal seperti demikian, serta pengurus juga
mengharapkan anak-anak asuh itu memiliki jiwa yang bersih, berakhlak mulia dan
berbudi pekerti yang baik serta paham dan hafal Alquran sebagai pedoman mereka
dan penuntun bagi kehidupan mereka, sehingga nantinya akan dipandang tinggi
oleh masyarakat.
Pelaksanaan pelayanan pendidikan informal.
Pendidikan infromal di panti
asuhan asyfur Rahman salah satunya yaitu belajar Al-qur’an mulai dari kitab
kuning hingga menjadi Tahfidz Qur’an. Pelayanan pendidikan merupakan bagian
dari kegiatan pelayanan sosial secara keseluruhan bagi anak asuh yang dilakukan
oleh Panti Asuhan. Sesuai dengan tujuannya untuk mencapai keberhasilan di masa
mendatang, peranan Panti Asuhan dalam hal ini memberikan sistem pendidikan
anak-anak asuh khususnya bagi anak-anak yang tinggal di Panti, dan berusaha
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan
dengan cara memberikan pendidikan informal.
Pendidikan informal merupakan
proses belajar yang berjalan alami dan bebas menyertai kehidupan sehari-hari
yang mana usia anak-anak adalah usia dimana pembentukan dasar-dasar
karakteristik atau watak/kejiwaan mereka dimulai. Corak arah serta karakter
kepribadian tersebut dipengaruhi juga oleh corak lingkungan sekitarnya,
disamping itu juga faktor pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis bagi anak.
Tujuan
dari pelayanan pendidikan informal yang dilakukan panti asuhan ini adalah
berusaha memberikan penyantunan dan pembinaan terhadap anak asuh melalui
pemenuhan terhadap kebutuhan pendidikan dan latihan-latihan ketrampilan untuk
melatih kemandirian anak. Sasaran dari Pelayanan Pendidikan Informal yang
dilakukan Panti Asuhan ini adalah seluruh anak asuh dengan status yang meliputi
anak yatim, piatu, yatim piatu, maupun kaum dhuafa.
Kegiatan pelayanan pendidikan
informal yang dilakukan panti asuhan meliputi pendidikan anak baik penumbuhan
mental spiritual, kemandirian dan menumbuhkan karakteristik manusia yang baik
dan berkualitas. Maka melalui pendidikan informal inilah diharapkan terbentuk
kepribadian anak-anak asuh sesuai yang diharapkan, yaitu kepribadian seseorang
yang baik, yang sesuai dengan tuntunan syari’at Islam dan mematuhi norma-norma
yang ada di dalam masyarakat.
Panti Kashyfurrahman
merupakan salah satu wadah untuk pemenuhan pendidikan informal bagi anak-anak
yatim, piatu, yatim piatu,dan kaum dhuafa untuk membentuk watak, kepribadian
dan melatih kemandirian anak-anak asuh sehingga mempunyai bekal yang cukup
untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Panti asuhan Kasyfur Rahman juga
sudah melaksanakan beberapa agenda bersama masyarakat sekitar, anak yatim, juga
kaum dhuafa. Adapun kegiatan nya yaitu, santunan anak yatim yang dilakukan
setahun 3 kali buka bersama saat bulan Ramadhan, kurban serta tasmih.
Proses yang terjadi di Panti
Asuhan dalam pelayanan pendidikan informal adalah melalui metode/cara seperti
dalam beberapa hal sebagai berikut:
A. Sistem Kekeluargaan
Proses
pendidikan informal yang berlangsung di Panti Asuhan menggunakan sistem
asrama/kekeluargaan yang melibatkan hubungan antara anak asuh dengan para
pengasuh, anak asuh dengan pimpinan dan demikian pula sebaliknya dan antar
sesama anak asuh di Panti
B. Sistem Keteladanan
Pendidikan informal yang berlangsung di Panti
Asuhan juga dilakukan melalui adanya keteladanan pengasuh dan pimpinan ataupun
pengurus Panti dengan harapan agar bisa memotivasi anak asuh untuk selalu
mengikuti sikap dan tindakan yang dicontohkan oleh para pengasuh dan pimpinan
Panti Asuhan. Karena pada dasarnya merekalah yang menjadi kunci penggerak bagi
keberhasilan panti asuhan dalam menegakkan peraturan yang terdapat di Panti
Asuhan tersebut.
C. Sistem Reward (Ganjaran) dan Punishment
(Hukuman)
Proses
sosialisasi di Panti Asuhan berlaku reward (ganjaran) dan punishment (hukuman).
Hukuman dikenakan pada semua anak asuh yang melanggar peraturan yang berlaku
dipanti. Cara/metode dalam mengasuh pada prinsipnya berlaku sama untuk semua
anak. Setiap anak mempunyai hak dan kewajiban sama dalam rangka menuju kearah
kemandirian. Anak dilatih melakukan kedisiplinan dalam hal belajar dan dalam
kegiatan sehari-hari. Namun dalam hal sanksi, untuk anak kecil tentunya lebih
ringan, karena ini disesuaikan dengan kemampuan anak, hukuman yang diberikan
umumnya hanya untuk membuat anak jera/malu sehingga tidak akan melakukan
kesalahan lagi. Dalam mendidik/mengasuh anak-anak asuh, baik yang sudah besar
maupun masih kecil selalu dilakukan dengan penuh perasaan sehingga anak-anak
asuh tersebut lebih bisa mengerti. Hal ini bertujuan untuk lebih dekat dengan
anak-anak asuh. Meski demikian, dalam mendidik anak-anak asuh yang masih kecil
relatif lebih sulit, hal ini dikarenakan anak kecil dalam menerima dan memahami te ntang apa yang diajarkan oleh para
pengasuhnya masih cukup rendah.
Dampak Pelayanan Pendidikan Informal Terhadap
Kesejahteraan Anak Asuh
1) Hasil Yang Dicapai
Pelayanan Pendidikan Informal yang diberikan
kepada anak-anak asuh melalui pengalaman hidup sehari-hari telah mampu melatih
anak untuk dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
2) Dampak Pelaksanaan
Pelayanan pendidikan informal yang diberikan Panti Asuhan pada anak-anak asuh pada dasarnya adalah dalam rangka memenuhi sikap mental, karakter serta nilai-nilai bagi anak-anak asuh.
Kesejahteraan
Terhadap Anak Asuh
Kesejahteraan anak adalah hak asasi
anak yang harus di usahakan bersama. Pelaksanaan usaha kesejahteraan anak
bergantung pada partisipasi yang baik antara obyek dan subyek dalam usaha
pengadaan kesejahteraan anak tersebut. Ini berarti bahwa setiap anggota
masyarakat dan pemerintah berkewajiban ikut serta dalam usaha kesejahteraan
anak dalam suatu masyarakat yang merata, sehingga akan membawa akibat yang baik
pada keamanan dan stabilitas suatu masyarakat yang selanjutnya akan
mempengaruhi pembangunan yang sedang diusahakan dalam masyarakat tersebut. Oleh
sebab itu, usaha kesejahteraan anak sebagai suatu perlindungan anak mutlak
harus dikembangkan.
Dengan melihat keadaan di atas dapat
dikatakan bahwa Panti Asuhan mempunyai peran penting karena keberadaannya
sangat dibutuhkan bagi anak-anak yang terlantar baik secara ekonomi, maupun
karena ketidakberadaan salah satu atau kedua orang tua yang berfungsi sebagai
penyangga ekonomi keluarga, atau karena masalah yang melingkupi keluarga
seperti akibat perceraian atau broken home.
Pelayanan
Kebutuhan Anak Asuh
A.
Pemenuhan Kebutuhan Jasmani
a. Makan
Merupakan
kebutuhan pokok dalam hidup manusia dan mempunyai peranan penting dalam rangka
perkembangan jasmani. Keadaan gizi yang baik sangat erat kaitannya dengan
vitalitas, kegairahan, dan kesehatan jasmani. Untuk memenuhi kebutuhan makan
sehari-hari bagi anak-anak yang ada di Panti Asuhan makan di berikan tiga kali
sehari dengan pengaturan menu yang bervariasi.
Anak-anak asuh
dalam kegiatan makan dibiasakan untuk melakukan cara makan yang sopan, tidak
bercakap-cakap pada saat makan serta tidak lupa mencuci tangan sebelum makan.
Dan kegiatan makan di panti asuhan juga dilakukan secara bersama untuk lebih
meningkatkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan.
b. Pakaian
Selain makanan,
pakaian juga merupakan kebutuhan yang penting dalam keseharian. Dalam hal ini
Panti Asuhan juga berupaya memberikan kebutuhan pakaian bagi anak-anak asuhnya.
Dan untuk mendidik kemandirian dan tanggung jawab anak, setiap anak harus
mengurusi dirinya sendiri termasuk menyangkut kebersihan pakaian. Di Panti
Asuhan anak-anak diharuskan mencuci pakaiannya masing-masing. Untuk anak yang
belum mampu mengurusi dirinya sendiri atau kebetulan sedang sakit, maka akan
mendapat bantuan dari pengasuh atau kakak-kakak panti
c. Kesehatan
Demikian halnya
dengan masalah kesehatan, masalah kesehatan untuk anak-anak asuh diupayakan
oleh panti dengan melatih atau membudayakan hidup sehat bagi semua penghuni
panti. Kesehatan dalam hal ini meliputi kesehatan pribadi maupun kesehatan
lingkungan. Untuk kesehatan pribadi, maka setiap anak dilatih untuk bertanggung
jawab mengurus dirinya sendiri, terutama kesehatan fisiknya. Untuk menjaga
kesehatan pribadi anak-anak asuh di
Panti Asuhan, disediakan fasilitas atau perlengkapan kesehatan seperti perlengkapan
obat-obatan (P3K) yang setiap saat ada bila diperlukan. Dalam upaya pelayanan
kesehatan bagi anak-anak asuh yang sakit, selain diberikan pertolongan pertama
melalui penyediaan obat-obatan yang ada juga pengobatan yang dilakukan di Rumah
Sakit bila memang memerlukan perawatan dari Rumah Sakit
B. Pemenuhan Kebutuhan Rohani
Pembinaan dalam kehidupan beragama
merupakan pembinaan dari kepribadian secara keseluruhan karena kehidupan
beragama adalah menjadi kebutuhan rohani manusia dan menjadi bagian dari manusia itu sendiri
dan visi misi Panti Asuhan Kasyfurrahman
adalah menegakkan ajaran agama secara istiqomah. Hal ini dimulai pada anak dengan diberikan
latihan-latihan amal yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia, dan lingkungannya maka hal ini diinternalisasikan pada
kepribadian anak sehingga ajaran agama benar-benar dihayati, dipahami, dan
digunakan sebagai pedoman hidup bagi anak Sedangkan hasil yang diharapkan dari
kegiatan pembinaan keagamaan adalah terciptanya kualitas keimanan, kesadaran,
dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan adanya usaha untuk meningkatkan amal dalam
kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembinaan keagamaan yang dilakukan di Panti
Asuhan Kasyfuraman adalah sebagian besar dilakukan oleh anak-anak Panti Asuhan
yang meliputi sholat berjamaah, pengajian, tadarus Al Qur’an dan banyak lagi
kegiatan yang dilakukan di dalam Panti
Asuhan ini.
Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Informal
Sebagaimana
diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan informal bagi anak asuh terdapat
beberapa hambatan dan kendala yang menyertai baik dari anak asuh maupun pihak
panti asuhan yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Adakalanya masalah justru datang dari diri anak
sendiri, yaitu kurangnya kemampuan dan kemauan anak untuk lebih maju dan berkembang,
karena kurangnya motivasi serta latar belakang kondisi keluarga (broken home)
dari masing-masing anak turut mempengaruhi psikologis anak. penting
sehingga anak termotivasi untuk bangkit dan berkembang.
2. Pernah adanya trauma yang pernah dialami oleh
anak sehingga mempengaruhi perkembangan mental, serta kurangnya keterbukaan
anak untuk menyampaikan masalah kepada orang lain sehingga sulit untuk mencari
jalan keluar yang terbaik untuk anak tersebut.
3. Kurangnya pengertian dan pemahaman dari
masing-masing pengurus/ pengasuh dalam menjalankan tugas/peranannya di dalam
Panti Asuhan.
4. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para
pengasuh karena terbentur dengan kegiatan lain sehingga penyelesaian masalah
dan pengawasan kepada anak asuh tidak bisa maksimal.
Dari
hambatan-hambatan tersebut di atas pihak Panti Asuhan Kasyfur Rahman
mengatasinya hambatan- hambatan tersebut dengan :
1) Melakukan pendekatan kepada anak asuh dengan
penuh kesabaran
2) Memberi motivasi / dorongan mental spiritual
kepada anak yang memiliki masalah
Memberikan nasehat serta
masukan sesuai dengan usia dan karakter serta masalah yang dihadapi anak
3.
KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, Peran Pengurus yayasan Panti Asuhan
kasyfurrahman dalam menunjang keberlanjutan Pendidikan Anak adalah pengurus
berperan sebagai orang tua asuh pengganti orang tua bagi anak asuh dengan
membentuk watak, mental spiritual anak yang bertujuan membimbing, mendidik,
mengarahkan, mengatur perilaku Anak-anak, kemudian memfasilitasi anak-anak
untuk menunjang pendidikan dan memberikan bekal Al-Quran sebagai pedoman hidup,
yang tidak anak asuh dapatkan dari orang tua mereka masing-masing.
Dari hasil Penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
(1) Peran
Pengurus dalam menunjang keberlanjutan pendidikan anak yaitu sebagai Pendorong
(motivasi), fasilitator, pembimbing, serta sebagai orang tua asuh Pengganti
keluarga/orang tua dari anak-anak.
(2) Tujuan
pendidikan yang diberikan oleh pengurus diantaranya, penguatan mental, pembentukan
akhlak dan karakter, dan pembekalan keilmuan agama serta upaya pendekatan dan
upaya membuat anak-anak cinta terhadap Al-Quran sebagai pedoman hidup mereka.
(3) kegiatan
yang ada didalam yayasan dan panti asuhan kasyyfurrahman, diantaranya,
pengajian Al-Quran, pengajian keilmuan (sejarah,motivasi, ilmiah), santunan,
qurban, tasmi Al-Quran, dan tafakkur alam.
(4) Metode
yang digunakan, diantaranya: Observasi, Wawancara langsung dengan pemilik
sekaligus pendiri yayasan kasyyfurrahman.
DAFTAR
PUSTAKA
Kamus BesarBahasa Indonesia(KBBI), https://kbbi.web.id
Website https://kasyfurrahman.com/
Izhar, Sulistyarini, Nurlqrima. Peran
Pengurus Panti Asuhan Dalam Menunjang KeberlanjutanPendidikan Anak Di Panti
Asuhan Nurul Hamid, Hal 5-7
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/solma/guidelines